Bandung, Warta Update.id – RSUP dr Hasan Sadikin kembali sukses memisahkan bayi kembar siam tahun ini yaitu bayi Nadia Salma Maulana dan Nadira Salma Maulana asal Kabupaten Tasikmalaya. Bayi kembar siam tersebut merupakan kasus ke 12 yang berhasil dipisahkan pada 14 Mei 2025 lalu.
Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dr. Rachim Dinata Marsidi, menyampaikan bayi perempuan berusia 1 tahun 3 bulan, dengan berat badan 13,6 kg itu, keduanya merupakan kembar siam tipe pygopagus, yang berarti mereka tergabung di panggul, dengan beberapa organ vital yang saling berbagi.
Kasus tersebut merupakan kasus kompleks yang memerlukan penanganan secara multidisiplin oleh tim dokter spesialis dari berbagai bidang, termasuk bedah anak, bedah plastik, bedah orthopaedi, anastesi, radiologi, perawatan intensif anak, serta dukungan tim gizi dan rehabilitasi medik. “Pasien ini sudah kami tangani sejak Usia 2 hari dan sambil menunggu waktu operasi yang tepat yaitu diatas usia 8 bulan, pasien sudah menjalani berbagai pemeriksaan terjadwal secara reguler seperti di usia 3 bulan, 6 bulan dan beberapa kali kunjungan sebelum dilakukan tindakan operasi,” ujarnya, Rabu, 11 Juni 2025.
Sejak dirujuk ke RSHS, Nadia dan Nadira telah menjalani serangkaian pemeriksaan lanjutan untuk menilai struktur anatomi dan kesiapan tindakan operasi pemisahan. Kondisi mereka saat ini stabil, dan tim medis terus memantau secara ketat. “Terkait pembiayaan, kami sampaikan bahwa proses penanganan medis, termasuk tindakan operasi, perawatan intensif, hingga tindak lanjut pasca operasi, RSHS memfasilitasi dan mendukung pembiayaan tersebut dan juga ada beberapa yang di dukung oleh BPJS Kesehatan.
RSHS sebagai rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan juga memberikan dukungan penuh, baik dari sisi fasilitas, sumber daya manusia, maupun logistik medis,” ucapnya. Tangani total 33 kasus kembar siam Dikatakan dr Rachim, RSHS merupakan salah satu pusat rujukan nasional untuk kasus kembar siam. Hingga saat ini, RSHS telah menangani total 33 kasus kembar siam, dengan 12 di antaranya berhasil menjalani operasi pemisahan. “Ini merupakan bukti nyata dari komitmen kami dalam memberikan pelayanan terbaik dan menyelamatkan nyawa dengan pendekatan profesional, kolaboratif, dan berbasis bukti medis.
Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dan keluarga, sesuai dengan misi RSHS sebagai pusat rujukan nasional,” ungkapnya. Dia menambahkan, penanganan kembar siam seperti ini tidak hanya menuntut keahlian teknis, tetapi juga koordinasi yang kuat, empati, dan dukungan dari berbagai pihak.
Terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, memisahkan bayi kembar siam adalah prosedur kesehatan yang paling sulit yang dilakukan pada bayi saat lahir. Tidak banyak rumah sakit yang bisa di Indonesia. Tidak hanya Jakarta, Surabaya, dan Bandung yang rutin melakukan operasi pemisahan kembar siam.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi pun mengakui pihaknya sempat akan menanggung semua biaya pemisahan melalui dana pribadinya. Namun ternyata sudah ditanggung seluruhnya oleh RSHS.
Sumber : PR ( Red )